Program au pair merupakan suatu kesempatan unik bagi individu muda, biasanya antara usia 18 hingga 30 tahun (maksimum 26 tahun untuk au pair di Jerman), untuk tinggal di luar negeri dengan keluarga lokal setempat sebagai bagian dari proses pertukaran budaya, pembelajaran bahasa, dan mengenal lebih jauh tentang kehidupan di negara yang dituju. Kata “au pair” diambil dari Bahasa Perancis yang berarti “setara”. Hal ini menggambarkan hubungan antara au pair dan keluarga asuh (Gastfamilie) sebagai hubungan timbal balik yang menguntungkan kedua belah pihak, dimana host family akan mendapatkan bantuan dalam hal pengasuhan anak dan beberapa pekerjaan rumah tangga, dan au pair akan mendapatkan tempat tinggal, uang saku, dan kesempatan untuk belajar bahasa dan mengenal lebih jauh kehidupan sehari-hari di negara tersebut.
Di antara berbagai destinasi populer, Jerman muncul sebagai pilihan yang menarik bagi para calon au pair.
Beberapa alasan mengapa Jerman merupakan negara tujuan au pair yang direkomendasikan termasuk:
Jerman negara yang kaya akan sejarah dan budaya. Dari kastil Neuschwanstein di Bavaria, kastil Hohenzollern di Baden-Württemberg, sampai katedral Köln, Jerman memiliki puluhan ribu kastil dan bangunan bersejarah lainnya. Selain itu, berbagai festival seperti Oktoberfest di Munich dan Weihnachtsmarkt / Pasar Natal yang digelar di berbagai kota di Jerman setiap tahunnya akan memberikan pengalaman budaya yang menarik bagi para au pair di Jerman.
Keamanan dan kualitas hidup yang tinggi. Sistem transportasi umum yang efisien, layanan kesehatan yang baik, dan keamanan yang terjaga menjadikan Jerman sebagai destinasi yang memberikan lingkungan yang nyaman dan aman bagi para au pair yang datang dari luar negeri.
Tidak memerlukan banyak biaya bagi au pair. Program au pair di Jerman umumnya tidak memerlukan banyak biaya dibandingkan dengan pilihan untuk ke luar negeri lainnya, menjadikan program ini lebih terjangkau bagi semua kalangan.
Aturan program Au Pair di Jerman yang jelas dan memperhatikan kesejahteraan para au pair. Dari batasan durasi kerja 30 jam per minggu, hak cuti 4 minggu per tahun, uang saku € 280 per bulan, serta asuransi kesehatan yang ditanggung menjadikan Jerman sebagai negara yang memperhatikan kesejahteraan au pair.
Biaya pendidikan di Jerman yang gratis, membuat Jerman menjadi negara tujuan studi yang populer bagi para mahasiswa internasional. Hal ini sangat ideal bagi au pair yang berkeinginan untuk melanjutkan studinya di Jerman, baik untuk program Ausbildung maupun Universitas, dimana mereka bisa memanfaatkan waktu 6 bulan – 1 tahun selama masa au pair, untuk memperdalam kemampuan bahasa Jerman, sekaligus mempersiapkan pendaftaran ke program studi yang yang diinginkan.
Lokasi geografis Jerman yang terletak di tengah benua Eropa, dikombinasikan dengan infrastruktur transportasi yang maju, au pair akan dengan mudah mengunjungi negara-negara tetangga seperti Perancis, Belanda, Belgia, Austria, Swiss, Ceko, dan lainnya, bahkan hanya untuk sekedar berakhir minggu.
Program Au Pair di Jerman dirancang untuk individu muda, umumnya berusia antara 18 hingga 26 tahun, yang ingin mempelajari budaya dan bahasa Jerman langsung dari kehidupan sehari-hari bersama keluarga Jerman.
Durasi Program
Secara umum, durasi program Au pair di Jerman berkisar antara 6 bulan hingga 12 bulan tergantung kebutuhan dan perjanjian dengan keluarga asuh. Durasi maksimum yang diberikan oleh pemerintah Jerman untuk program Au Pair adalah 12 bulan dan tidak bisa diperpanjang.
Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas utama seorang au pair termasuk menjaga anak-anak keluarga asuh (Gastfamilie), membantu pekerjaan rumah yang bersifat ringan, dan berpartisipasi dalam kegiatan keluarga.
Beberapa contoh dari tugas-tugas ini termasuk:
Mengurus Anak (minimum / paling tidak 15 jam per minggu)
Mengantar-jemput anak ke sekolah atau kegiatan ekstrakurikuler.
Bermain bersama dan menemani anak setelah jam sekolah.
Memasak atau menyiapkan makanan untuk anak dan makan bersama mereka.
Menemani anak dan mempersiapkan kebutuhan mereka sebelum tidur.
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga (maksimum 15 jam per minggu)
Merapikan kamar anak dan area bermain di rumah.
Mencuci dan menyetrika pakaian (mesin cuci umumnya tersedia).
Belanja kebutuhan rumah tangga di supermarket.
Membersihkan dan merapikan rumah, seperti dapur dan ruang tamu.
Total jam kerja dari seorang au pair adalah 30 jam per minggu, dengan hak cuti selama 4 minggu dalam 1 tahun. Untuk hari kerja ditentukan kondisi keluarga asuh masing-masing, misal apabila bekerja selama 8 jam per hari, maka hari wajib kerja hanya 4 hari dalam seminggu.
Hak dan Fasilitas
Selain mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya, seorang au pair juga memiliki hak dan fasilitas yang didapatkan dari keluarga asuh (Gastfamilie).
Hak dan fasilitas yang didapat meliputi:
Tempat tinggal dan makan gratis di rumah keluarga asuh. Untuk tempat tinggal umumnya berupa ruangan / kamar tersendiri.
Uang saku (Taschengeld) sebesar €280 / bulan.
Uang kursus bahasa (Kursgeld) €70 / bulan, beserta uang transport ke tempat kursus bahasa.
Asuransi kesehatan.
Durasi kerja maksimal 30 jam per minggu, dengan hak cuti selama 4 minggu dalam setahun.
Hak cuti sebesar 4 minggu dalam setahun (untuk Au Pair yang tidak bekerja genap full 1 tahun, maka jumlah cuti yang didapat sebesar 2 hari kerja tiap bulannya).
Syarat dan Kualifikasi
Terdapat beberapa syarat dan kualifikasi yang harus dipenuhi untuk mendaftar program Au Pair. Salah satu syarat utama adalah mengenai kemampuan bahasa, dimana calon au pair harus memiliki kemampuan dasar berbahasa Jerman, biasanya setara dengan level A1. Meskipun demikian, disarankan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jerman sampai level A2 / B1, karena beberapa keluarga mencari au pair dengan level bahasa yang lebih tinggi.
Berikut syarat dan kualifikasi utama yang dibutuhkan untuk mengikuti program Au Pair di Jerman:
Usia 18-26 tahun saat mengajukan visa di kedutaan.
Sertifikat Bahasa Jerman level A1 (beberapa keluarga mencari level A2 – B1).
Lulusan minimal SMA sederajat, termasuk ijazah Paket C.
Belum memiliki anak.
Belum pernah menjadi au pair sebelumnya di Jerman.
Suka dan ramah kepada anak-anak.
Memiliki ketertarikan dan motivasi untuk belajar budaya dan Bahasa Jerman.
Tidak memiliki hubungan keluarga dengan keluarga asuh (Gastfamilie).
Penting diperhatikan bahwa au pair tidak boleh melakukan pekerjaan di tempat lain di luar lingkup program Au Pair (misal kerja paruh waktu).
Dalam proses mencari keluarga asuh (Gastfamilie), calon peserta au pair memiliki dua pilihan: mengambil jalur mandiri atau menggunakan jasa agensi penyaluran. Masing-masing opsi memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Mengambil jalur mandiri secara umum sangat mungkin untuk dilakukan dan akan lebih menghemat biaya dibandingkan dengan menggunakan jasa agensi. Namun dibutuhkan ketekunan dan kemandirian dari calon au pair untuk melakukan riset yang lebih mendalam, termasuk mengenai langkah-langkah serta dokumen yang dibutuhkan untuk pengurusan visa, dan juga tentang proses pencarian keluarga asuh (Gastfamilie) secara mandiri.
Di sisi lain, terdapat opsi untuk menggunakan jasa agensi di Indonesia yang membutuhkan biaya lebih besar. Kelebihan dari opsi ini adalah proses yang lebih terstruktur dan all-in-one service, sehingga akan lebih mudah bagi calon au pair, karena akan mendapatkan penjelasan dan arahan dari agensi.
Sebagai contoh terdapat beberapa agensi au pair di Indonesia yang menawarkan harga dengan range sekitar Rp20-30 juta, dengan servis yang mencakup:
Tempat tinggal selama mengikuti pelatihan di Jakarta
Kursus bahasa Jerman intensif
Ujian bahasa jerman di Goethe Institut
Pencarian keluarga asuh / Gastfamilie, beserta persiapan wawancara
Pengajuan visa di kedutaan Jerman
Persiapan keberangkatan ke Jerman
Layanan pindah keluarga asuh / Gastfamilie, apabila terjadi ketidakcocokan dengan pihak keluarga
Langkah-langkah Umum untuk mendaftar Program Au Pair:
Kursus bahasa Jerman intensif
Durasi kursus antara 1-3 bulan dengan target minimal mencapai level A1 / A2. Beberapa keluarga asuh (Gastfamilie) juga mengharuskan kemampuan berbahasa Inggris.
Ujian bahasa Jerman
Minimum level A1 untuk proses pengajuan visa, dan bisa dilakukan di institusi seperti Goethe-Institut di Indonesia.
Penyusunan profil diri untuk pencarian keluarga asuh / Gastfamilie
Mempersiapkan profil, data diri, surat motivasi, foto bersama anak-anak, dan CV yang informatif dan menarik.
Pencarian keluarga asuh
Bisa dilakukan melalui jalur agensi atau mandiri. Untuk jalur mandiri dapat melalui situs web au pair seperti www.aupairworld.com dan www.aupair.com. Kecepatan dan kemudahan untuk mendapatkan keluarga asuh sangat tergantung pada kualitas profil dan foto yang diunggah. Idealnya, profil harus lengkap dan menarik, dan foto-foto harus menunjukkan interaksi positif dengan anak-anak, disarankan untuk menampilkan senyuman yang menunjukkan gigi.
Wawancara dengan calon keluarga asuh
Setelah terdapat ketertarikan antara calon au pair dan keluarga asuh, maka akan dilakukan proses wawancara untuk saling mengenal lebih jauh satu sama lain. Calon au pair wajib untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti wawancara dengan baik, karena melalui proses ini yang akan menentukan apakah keluarga asuh akan tertarik dengan calon au pair tersebut.
Beberapa langkah persiapan termasuk:
Kemampuan bahasa yang cukup untuk berinteraksi (baik bahasa Inggris ataupun bahasa Jerman).
Mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ditanyakan, termasuk perkenalan diri, motivasi diri, keunggulan diri dibandingkan calon au pair lain, pengalaman dengan anak kecil sebelumnya, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Bersikap positif dan murah senyum selama proses wawancara.
Konfirmasi positif dari calon keluarga asuh
Ketika telah terjadi persetujuan antara calon keluarga asuh dan calon au pair, maka calon keluarga asuh akan mempersiapkan kontrak dan juga lembar pernyataan untuk pengajuan visa.
Mempersiapan berkas untuk pengajuan visa
Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan, termasuk proses legalisir dan penerjemahan melalui penerjemah tersumpah.
Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan visa termasuk:
Mengisi formulir Permohonan di link berikut: https://videx.diplo.de/videx/visum-erfassung/videx-langfristiger-aufenthalt
beserta berkas Belehrungen: https://jakarta.diplo.de/blob/1807778/6ca7f1bf2c528816f5533155e46c133e/belehrungen---reiseverlauf-data.pdf
dan formulir kesediaan dikontak melalui e-mail:
Pasfoto Biometris Terbaru, sesuai ketentuan yang bisa dicek di:
https://jakarta.diplo.de/blob/1807774/a38f9a5a6b8baaa22100b2bd3946d100/fotomustertafel-data.pdf
Paspor, dengan 3 halaman yang masih kosong kosong dan minimal masa berlaku selama 15 bulan ke depan.
Fotokopi halaman informasi pribadi dalam Paspor (bagian yang berisi nama, no paspor, tempat & tanggal lahir, serta masa berlaku paspor).
Surat Motivasi dalam bahasa Jerman atau Inggris, yang berisi informasi mengenai rencana tinggal Au-Pair, termasuk:
Penjabaran mengenai harapan dan keuntungan yang didapat dari program Au Pair di Jerman
Rencana setelah menyelesaikan kegiatan Au Pair di Jerman, apakah akan kembali ke Indonesia?
Background dan situasi saat ini, apakah seorang mahasiswa? Jika ya, apakah akan melanjutkan studi setelah masa Au Pair? Apakah memiliki ijazah dan kualifikasi lain?
Dan informasi-informasi lain yang dirasa relevan untuk dijelaskan dalam surat motivasi ini. Jangan membahas hal dimana seorang au pair tidak diperbolehkan untuk melakukan, misalnya keinginan bekerja paruh waktu.
Curriculum Vitae (CV), berisi data diri, background pendidikan dan pekerjaan (kalau ada).
Pernyataan Au Pair, bisa menggunakan template dari Bundesagentur für Arbeit:
https://www.arbeitsagentur.de/datei/erklaerung-au-pair-info_ba036235.pdf
Bukti Pendaftaran Kependudukan (Meldebestätigung) dari keluarga pengundang, dimana harus tertera bahwa di rumah dari keluarga pengundang terdapat satu atau beberapa anak di bawah umur. Bukti pendaftaran kependudukan ini maksimal 3 bulan lamanya.
Fotokopi Paspor atau kartu kependudukan dari keluarga asuh.
Lembaran Pernyataan Au Pair yang diisi oleh keluarga pengundang, bisa menggunakan template dari Bundesagentur für Arbeit:
https://www.arbeitsagentur.de/datei/aupair-fragebogen_ba036245.pdf
Kontrak Au Pair: dalam bahasa Jerman atau Inggris, bisa menggunakan template dari Bundesagentur für Arbeit: https://www.arbeitsagentur.de/datei/aupair-vertrag_ba030510.pdf
Sertifikat Bahasa minimal level A1, dapat didapatkan dari Goethe-Institut.
Bukti Kualifikasi: seperti diploma, ijazah, bukti pengalaman kerja beserta terjemahannya dalam bahasa Jerman atau Inggris. Untuk ijazah dari Indonesia, diperlukan juga proses legalisasi resmi atau Apostille lewat website Kemenkumham: https://apostille.ahu.go.id/
Bukti Perlindungan Asuransi Kesehatan: “Incoming-Krankenversicherung” harus dilampirkan selama proses pengajuan visa.
Membuat janji temu untuk pengajuan visa di website Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Link: https://jakarta.diplo.de/id-id/service/rk-terminbuchung/1687542 Permohonan visa studi hanya bisa dilakukan di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, dan tidak dapat dilakukan di Konsul Kehormatan Jerman di Indonesia, ataupun di kantor VFS Global.
Menghadiri janji temu di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Biaya visa sebesar €75 dapat dibayarkan secara tunai dalam mata uang Rupiah. Pastikan untuk membawa serta seluruh dokumen yang diperlukan, baik asli maupun fotokopi yang sudah dilegalisir, karena apabila dokumen tidak lengkap, maka permohonan akan ditolak dan harus membuat janji temu lagi. Juga disarankan untuk mempersiapkan dokumen pendukung dan juga mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan dari petugas konsuler seputar tentang program studi dan tujuan studi di Jerman.
Menunggu keputusan dan mengambil visa
Proses pengerjaan visa membutuhkan waktu sampai dengan 12 minggu, dalam kasus-kasus tertentu bisa juga lebih lama (terutama, apabila dibutuhkan persetujuan dari instansi pemerintah untuk orang asing (Ausländerbehörde) atau dari agensi ketenagakerjaan di Jerman (Bundesagentur für Arbeit).
Pembelian tiket pesawat dan persiapan keberangkatan
Mengatur segala keperluan terakhir termasuk pembelian tiket pesawat sebelum berangkat ke Jerman.
Informasi resmi mengenai pengajuan visa Au Pair dapat dilihat di website kedutaan Jerman:
https://jakarta.diplo.de/id-id/service/visa-einreise/au-pair/2554510
Tips agar Sukses Menjalani Program Au Pair
Pelajari bahasa Jerman dengan baik: meskipun banyak keluarga di Jerman yang bisa berbahasa Inggris, menguasai dasar-dasar bahasa Jerman akan sangat membantu dalam berkomunikasi sehari-hari, terutama dengan anak-anak yang akan diasuh.
Kenali budaya dan kebiasaan orang Jerman: penting untuk memahami budaya dan kebiasaan orang Jerman, karena dapat membantu dalam proses adaptasi di lingkungan yang baru.
Bangun quality time dengan keluarga asuh: menghabiskan waktu berkualitas dengan Gastfamilie sangatlah penting. Banyak au pair mungkin merasa bahwa waktu bersama keluarga itu membosankan, padahal ini adalah kesempatan untuk mempererat hubungan dan menjadi bagian dari keluarga, bukan sekadar peserta dalam sebuah program.
Fleksibilitas: sebagai au pair, penting untuk fleksibel terhadap jam kerja. Meskipun memiliki jam kerja yang telah ditentukan, situasi tertentu mungkin membutuhkan au pair untuk bekerja lebih lama, seperti saat orang tua asuh memerlukan lembur pekerjaan. Jangan lihat ini sebagai beban, tetapi sebagai bagian dari pengalaman. Apabila terlalu sering menjalani jam kerja ekstra, negosiasikan kompensasi atau waktu libur tambahan dengan keluarga asuh.
Komunikasi terbuka: jangan takut untuk menyampaikan masalah, baik itu dengan anak-anak atau orang tua asuh. Masyarakat Jerman dikenal dengan gaya komunikasi gamblang dan to the point. Membicarakan masalah secara terbuka akan menunjukkan keberanian dan keterbukaan, yang sangat dihargai dalam budaya Jerman.
Penuhi durasi kontrak: beberapa au pair dari Indonesia yang telah diundang ke Jerman kabur dari kontrak, sehingga merusak reputasi dan kesempatan untuk au pair lain. Selesaikan kontrak dan tunjukan komitmen dan dedikasi dalam menjalani program ini.
Kejujuran dan tanggung jawab: menjaga kepercayaan adalah hal terpenting. Selama minggu pertama, keluarga asuh mungkin akan menguji au pair dengan meninggalkan uang atau barang berharga di tempat terbuka. Selalu jaga anak-anak dengan penuh perhatian, dan hindari penggunaan ponsel berlebihan saat bersama mereka. Menjadi au pair yang dapat diandalkan akan membuka banyak pintu dan memperkuat hubungan dengan keluarga asuh.
Tantangan dalam Mengikuti Program Au Pair
Bahasa Jerman: bahasa Jerman seringkali menjadi tantangan terbesar bagi para au pair, terutama bagi keluarga / anak asuh yang tidak bisa berbahasa Inggris, sehingga au pair membutuhkan tingkat bahasa Jerman yang lebih tinggi dari sekadar level A1.
Rasa kesepian: berbeda dengan studi di universitas yang akan bertemu dengan teman baru, au pair mungkin tidak memiliki komunitas atau teman sebaya di sekitar tempat tinggal.
Adaptasi budaya: Beradaptasi dengan budaya baru, termasuk kebiasaan, norma, dan nilai-nilai yang berbeda, bisa menjadi tantangan tersendiri, mengingat budaya Indonesia dan Jerman yang jauh berbeda.
Adaptasi dengan anak asuh: mengakrabkan diri dengan anak-anak keluarga asuh mungkin memerlukan waktu. Kesabaran adalah kunci, dan begitu sudah dekat, hubungan antara au pair dengan anak asuh seringkali menjadi sangat kuat.
Penerimaan keluarga: tidak semua au pair langsung diterima sebagai bagian dari keluarga. Jika kalian merasa ada jarak atau ketidaknyamanan, berkomunikasilah dengan keluarga asuh untuk mencari solusi.
Adaptasi dengan aturan baru: tinggal dengan keluarga asuh berarti mengikuti rutinitas dan aturan rumah mereka. Perbedaan gaya hidup bisa menjadi tantangan tersendiri bagi au pair, terutama di masa-masa awal.
Pengalaman Au Pair A di Jerman
Awalnya, setelah lulus kuliah di China, saya bingung ingin bekerja di bidang apa. Pada saat itu, pandemi Covid-19 memaksa saya untuk kembali ke Indonesia dan melanjutkan kuliah secara daring. Padahal, jiwa muda saya masih ingin berpetualang mengelilingi dunia dan belum siap bekerja 9 to 5, karena usia saya saat itu baru 20 tahun. Setelah mencari informasi di internet, saya menemukan program Au Pair. Menurut saya, program ini sangat menarik dan lebih menguntungkan dibandingkan program ke Jerman lainnya, karena dengan biaya yang minim, saya bisa berkeliling Eropa, benua impian saya.
Dengan bermodalkan sertifikat Bahasa Jerman B1, uang €100, serta tekad yang kuat, akhirnya saya berangkat ke Jerman. Beruntung, saya mendapatkan Gastfamilie yang sangat baik dan pengertian. Saya menjadi Au Pair pertama mereka dan berperan sebagai kakak dari dua anak yang berumur 4 tahun dan 4 bulan. Fasilitas yang saya dapatkan juga di luar ekspektasi saya. Saya tidak pernah mengeluarkan uang untuk kebutuhan seperti makanan pokok atau alat mandi. Alhamdulillah, saya mendapatkan apartemen sendiri selama program berlangsung dan hari kerja saya hanya dari Senin hingga Kamis. Sisanya, saya manfaatkan untuk mengeksplor Jerman dan negara-negara tetangga.
Namun, di tiga bulan awal kedatangan, saya mengalami kesulitan beradaptasi dengan anak yang berumur 4 tahun, salah satunya karena kendala bahasa. Si kakak selalu menuntut saya untuk mengerti apa yang dia ucapkan, sedangkan pada saat itu, saya masih dalam fase memproses semuanya. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk bercerita kepada Gast Papa dan Mama tentang masalah ini. Mereka sangat membantu saya untuk menyelesaikannya dan membuat si kakak mengerti bahwa saya adalah pendatang yang sedang belajar bahasa Jerman, bukan penutur asli. Setelah mencoba berbagai pendekatan, menghabiskan waktu dan bermain bersama, tepat di bulan kelima, saya sangat dekat dengan kedua Gastkinder saya. Mereka selalu mencari saya setiap ada acara dan tidak mau berhenti bermain bersama saya.
Selain itu, Gastfamilie saya memiliki hobi traveling, dan saya selalu diajak dalam semua perjalanan mereka. Selama delapan bulan di sini, kami telah mengunjungi Austria, Türkiye, Prancis, Italia, Sisilia, dan Kroasia bersama. Saya tidak lagi peduli dengan perkataan orang tentang apa yang saya jalani di sini. Semua pengalaman baru dalam hidup saya di sini hanya saya yang merasakan, dan menjadi seorang Au Pair adalah pengalaman terbaik dalam hidup saya.
Cerita ini tidak ada yang saya lebih-lebihkan. Tips dari saya, sebelum memutuskan untuk memilih keluarga asuh, pertimbangkan semuanya dengan matang. Jangan malu untuk bertanya tentang apapun sebelum berangkat, seperti kamar, kepribadian calon adik-adik, uang saku, jadwal harian, atau uang kursus.
Jangan sampai hanya karena ingin berangkat ke Jerman dengan cepat, kalian asal memilih Gastfamilie. Menurut saya, keuangan, kepribadian, kecocokan, dan chemistry antara keluarga dan kita sangat berpengaruh dalam suksesnya program ini. Satu lagi, jangan pernah berekspektasi berlebihan. Teruslah berdoa yang terbaik dan jalani apa yang telah dipilih dan dapatkan saat sudah di Jerman, karena rezeki dan keberuntungan setiap orang berbeda.
Program Freiwilliges Soziales Jahr (FSJ) dan Bundesfreiwilligendienst (BFD) di Jerman menawarkan kesempatan emas bagi mereka yang ingin terlibat dalam kegiatan sukarela sambil menikmati berbagai manfaat, termasuk belajar bahasa asing, mendapatkan uang saku, dan menggali potensi diri. Kedua program ini disediakan oleh pemerintah Jerman, yang sangat mendukung partisipasi aktif dari berbagai kalangan usia dan negara asal dalam menjadi sukarelawan untuk melayani masyarakat.
Peserta program ini akan mendapatkan pengalaman langsung dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan, serta memperkaya pemahaman mereka tentang budaya dan masyarakat Jerman. Selain itu, keikutsertaan dalam FSJ atau BFD tidak hanya memberikan pengalaman kerja tapi juga membina keterampilan penting seperti bekerja dalam tim, komunikasi, dan kepemimpinan. Program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, asuransi kesehatan, dan makanan, tetapi juga memberikan 'uang saku' bulanan dan hak cuti minimal 20 hari per tahun.
Beberapa alasan berikut menjelaskan mengapa Jerman perlu dipertimbangkan menjadi negara tujuan Voluntary Service direkomendasikan:
Jerman negara besar yang kaya akan sejarah dan budaya. Berbagai macam bangunan kastil khas di tiap daerah dan perayaan khusus untuk setiap musim tertentu, seperti Pasar Musim Dingin, menjadikan Jerman sebagai negara yang menarik untuk memberikan pengalaman budaya pagi para individual yang ingin mengikuti program FSJ-BFD.
Keamanan dan kualitas hidup yang tinggi. Dengan menjunjung tinggi prinsip kualitas hidup yang baik, layanan kesehatan yang bagus, sistem transportasi publik yang terkoneksi luas dan efisien menjadikan Jerman sebuah negara yang menjajikan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para peserta FSJ-BFD.
Tanggungan biaya hidup bagi para peserta program. Pengeluaran-pengeluaran utama seperti akomodasi, biaya makan, transportasi, dan asuransi secara umum sudah ditanggung oleh penyelenggara program. Ditambah lagi, terdapat uang saku bagi para peserta FSJ-BFD di setiap bulannnya yang dapat digunakan untuk membeli kebutuhan pribadi.
Pengalaman skala internasional. Program FSJ-BFD secara langsung memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berinteraksi dengan warga Jerman. Hal ini dapat membantu mengembangkan pemahaman lintas budaya dan kemampuan berpikir dengan perspektif global.
Kesempatan studi gratis. Selain kesempatan menambah kemampuan berbahasa Jerman, setelah selesai menjalani program FSJ-BFD, para peserta dapat melanjutkan studi di Jerman secara gratis menggunakan kesempatan Ausbildung atau di Universitas.
Letak geografis strategis Jerman. Mengingat konektivitas negara Jerman yang tingggi memudahkan mobilitas antar negara-negara tetangga seperti Belanda, Belgia, Austria, Swiss, Perancis, Ceko yang dapat hanya sekejar dikunjungi tiap akhir pekan.
Program FSJ-BFD di Jerman dirancang untuk individu 16 tahun ke atas yang ingin terlibat langusng ke dalam masyarakat Jerman dengan melangsanakan tugas wajib sebagai sukarelawan sosial.
Pemerintah Jerman merancang gerakan sosial dengan harapan dapat menciptakan budaya sukarela di Jerman dan memungkinkan sebanyak orang untuk terlibat langsung ke dalam masyarakat. Diharapkan relawan muda dapat memperoleh dan dan memperdalam keterampilah pribadi dan sosial mereka melalui program FSJ, sementara relawan yang lebih tua dapat menyumbangkan kehidupan dan pengalaman profesional dengan program BFD. Terdapat lembaga khusus yang mengatur regulasi maupun memberikan pengawasan, yaitu Bundesamt für Familie und zivilgesellschaftliche Aufgaben yang biasa disebut BaFzA. Perbedaan utama dari kedua program ini adalah batasan syarat usia relawan juga sumber dana yang diberikan dari pemerintah daerah untuk FSJ dan pemerintah pusat Jerman untuk BFD.
Durasi Program
FSJ: program ini biasanya berlangsung selama 12 bulan, tetapi dapat diperpendek menjadi 6 bulan atau diperpanjang hingga 18-24 bulan dalam kasus tertentu.
BFD: serupa dengan FSJ, BFD umumnya berlangsung selama 12 bulan. Namun, ada fleksibilitas untuk durasi antara 6 hingga 24 bulan tergantung pada kebutuhan organisasi dan kesepakatan dengan peserta.
Tugas dan Tanggung Jawab
Kedua program ini mewajibkan seluruh peserta program untuk bekerja selama 40 jam per minggunya. Namun dalam kasus tertentu, terdapat opsi untuk mengikuti program secara paruh waktu, yaitu selama 20 jam per minggu.
Nantinya, relawan juga diharuskan untuk mengikuti seminar di tiap tahunnya selama menjalani program-program ini
FSJ: selama 25 hari setiap 12 bulan
BFD: selama 12 hari setiap 12 bulan
Tidak ada batasan waktu dalam mendaftar program ini karena sangat bergantung pada ketersediaan lowongan pekerjaan. Namun pada umunya terdapat dua periode program dalam setahun, yaitu di akhir musim panas (Agustus-September) dan di akhir musim dingin (April-Mei).
Pilihan Bidang Volunteership dan Tanggung Jawab
Peserta kedua program dapat terlibat dalam berbagai sektor seperti sosial, kesehatan, pendidikan, lingkungan, budaya, dan olahraga. Hal ini dikarenakan oleh tempat kerja yang ditawarkan merupakan organisasi yang berorientasi pada komunitas, melingkupi bidang sosial, ekologi, budaya, kesehatan, atau olahraga.
Pilihan-pilihan ini memungkinkan peserta untuk bekerja di lembaga anggota asosiasi kesejahteraan (Arbeiterwohlfahrt, Caritas, Palang Merah Jerman, Diakonie, Paritätischer Wohlfahrtsverband, Zentralwohlfahrtsstelle der Juden di Jerman), tetapi juga rumah sakit non-asosiasi, fasilitas perawatan, panti asuhan, pusat penitipan anak, sekolah, fasilitas untuk penyandang cacat, rumah peristirahatan, museum, lembaga kebudayaan, lembaga pertahanan sipil dan perlindungan bencana, dan pemerintah kota.
Tidak terdapat ujian kelulusan dalam menjalani program ini, karena program ini murni untuk pengembangan diri melalui keterampilan sosial. Pekerjaan yang dilakukan tentunya berbeda-beda, bergantung pada lembaga tempat bekerja.
Pada dasarnya, peran rekan relawan adalah membantu pekerjaan karyawan (Mitarbeiter) di tempat tersebut.
Contohnya untuk lembaga yang berkaitan dengan perhotelan (dapat melingkupi hotel maupun hostel/Jugendherberge) biasanya akan bekerja di bagian housekeeping (Hauswirtschaft) yang membantu membersihkan kamar dan dapur (Küche) menyiapkan makanan atau mencuci piring (Spüll).
Apabila ditempatkan di lembaga kesehatan seperti rumah pensiun (Altenheim) biasanya berperan sebagai asisten perawat dalam kegiatan sehari-hari, seperti memandikan atau mengontrol konsumsi obat-obatan orang tua.
Juga sama halnya seperti di pusat rumah disabilitas. Kegiatan yang dilakukan di setiap harinya adalah membantu orang-orang disabilitas melakukan aktivitas sehari-hari, seperti memandikan client, memindahkan client dari kamar ke ruang makan dan tempat aktifitas lainnya, mendukung kegiatan kreatif di Werkstatt (bermain puzzle, menyulam, bernyanyi dan sebagainya).
Total jam kerja apabila mengikuti program ini setara dengan pekerjaan waktu penuh di Jerman, yaitu 38-40 jam. Setiap individual diharapkan untuk bekerja sebanyak 5 hari dalam seminggu, dan sangat memungkinkan untuk bekerja di akhir pekan.
Hak dan Fasilitas
Selain menjalankan kewajiban sehari-hari sebagai tenaga sukarelawan di tempat program dilaksanakan, peserta FSJ-BFD memiliki berbagai macam fasilitas dari penyelenggara program, hal-hal yang akan didapat meliputi:
Peserta kedua program menerima tunjangan bulanan, sebesar €250 sampai €520 tergantung pada organisasi dan lokasi.
Seluruh relawan juga diberikan asuransi kesehatan, kecelakaan, dan pensiun selama periode keikutsertaan.
Beberapa organisasi atau tempat kerja menyediakan akomodasi, makanan, dan biaya transportasi.
Pelatihan dan seminar yang diberikan dapat mengingkatkan keterampilan kerja dan lingkungan yang mendukung menambah kemampuan berbahasa Jerman
Durasi kerja maksimal 40 jam per minggu, dengan hak cuti sebanyak 24 hari dalam setahun
Syarat dan Kualifikasi
Beberapa kualifikasi dasar dan syarat utama harus dipenuhi setiap individu yang ingin mendaftar program FSJ-BFD, seperti kemampuan berhasa Jerman setara level B1.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan untuk mengikuti program FSJ-BFD:
Usia peserta saat mengajukan visa di kedutaan:
Program FSJ: ditujukan untuk orang muda usia 16-26 tahun
Program BFD: terbuka untuk individu berusia 27 tahun ke atas tanpa batas usia atas
Sertifikat bahasa Jerman level B1
Lulusan minimal SMA sederajat, termasuk ijazah Paket C
Dikarenakan bekerja di program FSJ-BFD dapat memakan waktu sebanyak 38-40 jam per minggu, maka peserta tidak diperbolehkan untuk memiliki pekerjaan sampingan di tempat lain di luar lingkup program sukarela.
Terdapat dua macam cara utama untuk mendaftar ke program-program ini, yaitu secara mandiri melamar ke lowongan pekerjaan (Stelle) dari pemberi kerja (Arbeitgeber) atau melalui agen resmi yang ditunjuk oleh pemerintah Jerman (Träger) yang sama sekali tidak memungut biaya.
Berbagai macam penempatan aktif dapat dilihat di laman resmi pemerintah untuk mendaftar program FSJ dan BFD, yaitu:
https://www.bundesfreiwilligendienst.de/bundesfreiwilligendienst/platz-einsatzstellensuche. Melalui laman ini, calon relawan dapat melihat berbagai macam lowongan sekaligus mendaftar ke lowongan yang tersedia. Selain itu, lowongan juga dapat dicari di internet atau portal pencarian kerja professional seperti Indeed, LinkedIn, StepStones, Xing atau Facebook.
Apabila ingin mendaftar dengan bantuan agen, dapat mencari berbagai macam opsi Träger di internet. Cukup kontak Träger melalui email atau telepon, yang akan mencarikan lowongan pekerjaan sesuai minat dan kondisi calon relawan.
Calon pendaftar juga dapat menanyakan dan mendaftar lowongan pekerjaan langsung ke organisasi yang menyediakan program FSJ dan BFD. Namun, tak jarang mereka menyarankan untuk langsung mendaftar via Träger untuk proses yang lebih mudah dan terstruktur.
Syarat Pendaftaran
Secara umum, pastikan saat mendaftar program sesuai kriteria umur pada saat visa kerja diberikan. Peserta juga diwajibkan sudah menyelesaikan pendidikan wajib atau setara SMA bagi warga negara Indonesia. Selanjutnya, syarat untuk mendaftar berbeda-beda tergantung posisi pekerjaan yang ada.
Syarat-syarat umum yang biasanya diminta:
Ijazah pendidikan setara SMA dalam Bahasa Inggris atau Jerman
Sertifikat kemampuan bahasa
Apabila mendaftar dari Indonesia, biasanya akan diminta sertifikat kemampuan berbahasa Jerman minimal level B1
Apabila mendaftar dari Jerman, tidak diwajibkan memberikan sertifikat kemampuan berbahasa Jerman dengan anggapan sudah bisa berkomunikasi sehari-hari menggunakan Bahasa Jerman. Siapkan Aufenthaltstitel (kartu kependudukan) apabila mendaftar dari Jerman
Resume/CV (Lebenslauf)
Surat lamaran kerja/cover letter (Bewerbungsschreiben)
Surat motivasi
Paspor aktif
Opsional: sertifikat pengalaman kerja sosial
Langkah-langkah Umum untuk Mendaftar Program FSJ-BFD:
Kursus bahasa Jerman intensif
Mengingat diperlukan kemampuan berbahsa setara level B1 untuk mendaftar program volunteership ini, maka para pendaftar harus mempelajari bahasa Jerman secara intensif minimal 6 bulan sebelum mendaftar untuk meningkatkan kepiawaian berbahasa.
Ujian bahasa Jerman
Ujian dapat dilaksanakan di institusi resmi seperti Goethe-Institut di Indonesia. Pastikan sertifikat bahasa masih aktif dan berlaku digunakan saat pengajuan visa.
Pencarian program yang menaungi peserta FSJ-BFD
Tahapan ini dapat dilakukan secara mandiri atau melalui agensi (Träger). Pastikan calon peserta sudah memenuhi seluruh dokumen yang diminta pada saat pendaftaran sehingga memperbesar peluang untuk mendapatkan kesempatan menjadi peserta FSJ-BFD.
Wawancara dengan pihak Stelle/Träger
Apabila sudah lolos ke tahapan wawancara, maka besar kemungkinan untuk langsung mendapatkan kesempatan mengikuti porgram FSJ-BFD di Jerman.
Namun, tetap perlu diperhatikan dalam proses wawancara yaitu:
Kepercayaan diri dan antusiasme dalam menjawab pertanyaan wawancara
Mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan motivasi mengikuti program, keunggulan diri, pengalaman kerja sosial, dan pertanyaan lainnya
Bersikap positif dan murah senyum selama proses wawancara
Konfirmasi positif diterima di program FSJ-BFD
Ketika organisasi terkait bersedia merekrut pendaftar, maka hal-hal selanjutnya yang harus dilakukan akan diarahkan perekrut. Nantinya perekrut juga akan memberikan surat pernyataan diterima dan kontrak kerja yang berguna untuk pengajuan visa. Perlu diperhatikan apabila menjadi sukarelawan di bidang kesehatan, maka kemungkinan besar diharuskan untuk melakukan beberapa vaksinasi, seperti campak, sebelum datang ke Jerman
Mempersiapkan berkas untuk pengajuan visa
Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan, termasuk proses legalisir dan penerjemahan melalui penerjemah tersumpah.
Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan visa termasuk:
Mengisi formulir permohonan di link berikut:
https://videx.diplo.de/videx/visum-erfassung/videx-langfristiger-aufenthalt
beserta berkas Belehrungen:
dan formulir kesediaan dikontak melalui E-Mail:
Pasfoto Biometris Terbaru, sesuai ketentuan yang bisa dicek di:
https://jakarta.diplo.de/blob/1807774/a38f9a5a6b8baaa22100b2bd3946d100/fotomustertafel-data.pdf
Paspor, dengan 3 halaman yang masih kosong kosong dan minimal masa berlaku selama 15 bulan ke depan
Fotokopi halaman informasi pribadi dalam Paspor (bagian yang berisi nama, no paspor, tempat & tanggal lahir, serta masa berlaku paspor)
Surat Motivasi dalam bahasa Jerman, yang berisi informasi mengenai rencana tinggal saat di Jerman, termasuk:
Penjabaran mengenai harapan dan keuntungan yang didapat dari program FSJ-BFD di Jerman
Rencana setelah menyelesaikan kegiatan Au Pair di Jerman, apakah akan kembali ke Indonesia?
Background dan situasi saat ini, apakah seorang mahasiswa? Jika ya, apakah akan melanjutkan studi setelah masa FSJ-BFD? Apakah memiliki ijazah dan kualifikasi lain?
Dan informasi-informasi lain yang dirasa relevan untuk dijelaskan dalam surat motivasi ini. Jangan membahas hal dimana seorang peserta FSJ-BFD tidak diperbolehkan untuk melakukan, misalnya keinginan bekerja paruh waktu.
Curriculum Vitae (CV), berisi data diri, background pendidikan dan pekerjaan (kalau ada).
Kontrak/perjanjian dengan lokasi penugasan, ditandatangani oleh pemohon, Kantor Federal (untuk BFD) atau dengan sponsor (untuk FSJ/FÖJ), dan lokasi penugasan:
BFD: Kontrak harus ditandatangani penerima kontrak dan Instansi Pemerintahan Federal Jerman untuk Keluarga (Bundesamt für Familie und zivilgesellschaftliche Aufgaben/BAFzA) seperti juga tempat tugas, pusat utama dan apabila diperlukan tempat penyelenggara yang melakukan Pelayanan Dinas Sosial (Träger).
FSJ/FöJ: Kontrak harus ditandatangani oleh penerima kontrak dan penyelenggara (Träger) terkait dan apabila diperlukan tempat tugas.
Sertifikat Bahasa minimal level B1, dapat didapatkan dari Goethe-Institut.
Bukti Kualifikasi: seperti diploma, ijazah, bukti pengalaman kerja beserta terjemahannya dalam bahasa Jerman atau Inggris. Untuk ijazah dari Indonesia, diperlukan juga proses legalisasi resmi atau Apostille lewat website Kemenkumham: https://apostille.ahu.go.id/
Bukti akomodasi tempat tinggal di Jerman
Bukti Perlindungan Asuransi Kesehatan: “Incoming-Krankenversicherung” harus dilampirkan selama proses pengajuan visa.
Membuat janji temu untuk pengajuan visa di website Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Link: https://jakarta.diplo.de/id-id/service/rk-terminbuchung/1687542
Permohonan visa studi hanya bisa dilakukan di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, dan tidak dapat dilakukan di Konsul Kehormatan Jerman di Indonesia, ataupun di kantor VFS Global.
Menghadiri janji temu di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Biaya visa sebesar €75 dapat dibayarkan secara tunai dalam mata uang Rupiah. Pastikan untuk membawa serta seluruh dokumen yang diperlukan, baik asli maupun fotokopi yang sudah dilegalisir, karena apabila dokumen tidak lengkap, maka permohonan akan ditolak dan harus membuat janji temu lagi. Juga disarankan untuk mempersiapkan dokumen pendukung dan juga mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan dari petugas konsuler seputar tentang program studi dan tujuan studi di Jerman.
Menunggu keputusan dan mengambil Visa
Proses pengerjaan visa membutuhkan waktu sampai dengan 12 minggu, dalam kasus-kasus tertentu bisa juga lebih lama (terutama, apabila dibutuhkan persetujuan dari instansi pemerintah untuk orang asing (Ausländerbehörde) atau dari agensi ketenagakerjaan di Jerman (Bundesagentur für Arbeit).
Pembelian tiket pesawat dan persiapan keberangkatan
Mengatur segala keperluan terakhir termasuk pembelian tiket pesawat sebelum berangkat ke Jerman.
Apabila kalian sudah tinggal di Jerman dan hanya ingin memperpanjang masa izin tinggal, maka biasanya tidak perlu melampirkan dokumen-dokumen kembali karena pihak Ausländerbehörde sudah mempunyai data diri kalian dari perpanjangan visa dari program sebelumnya yang diikuti (contoh: au pair)
Datang sesuai janji temu dengan membawa berkas yang sudah diberitahukan sebelumnya oleh (ABH) Ausländerbehörde setempat. Biasanya berupa kontrak kerja atau pernyataan diterima di sutatu program FSJ/BFD.
Membayar biaya perpanjangan visa sekitar €93 (tahun 2024)
Menunggu proses Visa/Aufenthaltstitel yang nantinya dapat dikirim/diambil
Tips Sukses Menjalani Program FSJ dan BFD
Aktif Bertanya dan Berdiskusi: jangan ragu untuk bertanya kepada atasan atau rekan kerja tentang segala aspek pekerjaan. Menunjukkan keinginan kuat untuk belajar dapat meningkatkan peluang untuk dihargai dan mungkin menjadi karyawan tetap.
Pilih Bidang yang Sesuai: pilih area kerja yang kalian sukai dan yang relevan dengan karir yang ingin dikejar setelah program berakhir. Hal ini akan membuat pengalaman menjadi lebih bermanfaat dan berorientasi pada tujuan jangka panjang.
Kemampuan Bahasa Jerman: terus tingkatkan kemampuan bahasa Jerman, baik secara formal maupun informal, melalui diskusi dan interaksi sehari-hari dengan kolega.
Ikuti Berita dan Perkembangan Terkini: tetap terinformasi tentang berita terkini, terutama yang berkaitan dengan program-program masa depan yang mungkin akan diikuti. Pemahaman yang baik tentang konteks sosial dan profesional Jerman akan memperkaya pengalaman. Seperti peluang mengikuti program Ausbildung atau melanjutkan penyetaraan ijazah Anerkennung.
Pahami Isi Kontrak: pastikan kalian memahami semua ketentuan dalam kontrak, termasuk hak dan kewajiban sebagai peserta FSJ atau BFD.
Tantangan Dalam Menjalani Program FSJ dan BFD
Perbedaan Budaya dan Bahasa: menghadapi perbedaan budaya dan bahasa bisa jadi menantang, terutama dalam konteks profesional yang lebih formal di Jerman. Lakukan banyak diskusi menggunakan bahasa Jerman agar mudah berbaur dengan kolega Jerman.
Adaptasi dengan Birokrasi Jerman: sistem administratif Jerman berbeda secara signifikan dari Indonesia, sehingga memerlukan adaptasi terhadap proses administratif seperti izin tinggal, asuransi, dan pajak.
Perbedaan Status Kerja: kalian mungkin akan merasakan adanya perbedaan perlakuan antara pekerja relawan dan pekerja tetap, termasuk dalam hal beban kerja dan kompensasi.
Tuntutan Pekerjaan: peserta diharapkan untuk cepat beradaptasi dan memahami tugas-tugas yang diberikan, seringkali dalam kondisi kerja yang sangat berbeda dari Indonesia.
Pengalaman Peserta FSJ/BFD A
Sejak kecil, saya berkeinginan untuk merasakan hidup dan tinggal di Eropa. Dari seorang teman yang sudah ke Jerman terlebih dahulu, saya mengetahui tentang peluang untuk tinggal di Jerman, seperti program Au Pair, FSJ/BFD, dan Ausbildung.
Awalnya, saya bingung memilih antara program FSJ/BFD atau Ausbildung. Namun, sebelum memutuskan program mana yang akan saya daftar, langkah pertama yang saya ambil adalah memulai belajar Bahasa Jerman. Sebab, jika ingin tinggal di Jerman, sangat direkomendasikan untuk mampu berbahasa Jerman, terlepas dari program yang akan saya pilih.
Saya memilih program FSJ/BFD dengan pertimbangan bahwa bidang/jurusan untuk Ausbildung yang bisa didaftarkan dari Indonesia sangat terbatas. Jika sudah di Jerman, peluang untuk mendaftar dalam bidang/jurusan apapun untuk Ausbildung lebih terbuka lebar. Alasan lainnya adalah karena proses mendaftar kerja sukarela dan persyaratan dokumen untuk visa lebih sederhana dibandingkan dengan program Ausbildung. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mendaftar program FSJ/BFD sebagai langkah awal menuju Jerman.
Sambil melanjutkan belajar bahasa Jerman, saya mulai mempersiapkan dan mencari tahu terkait dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran/lamaran dan juga visa untuk program FSJ/BFD. Beberapa dokumen membutuhkan waktu yang cukup lama, seperti pengajuan/perpanjangan paspor, proses terjemahan, legalisasi (apostille), dll.
Ketika saya sudah mencapai level B1, saya mulai mengirimkan lamaran ke semua lowongan FSJ/BFD yang saya temukan di internet. Saya mengirimkan sekitar 300 lamaran dan hanya menerima dua panggilan wawancara. Seperti proses mencari pekerjaan pada umumnya, kirimkan lamaran sebanyak-banyaknya dan jangan menyerah.
Setelah proses wawancara dan diterima, saya menunggu proses pembuatan kontrak selama kurang lebih satu bulan. Sambil menunggu kontrak kerja tersebut dikirimkan ke Indonesia, saya membuat janji temu untuk visa nasional di situs web Kedutaan Besar Jerman dan mempersiapkan dokumen untuk mengajukan visa selama kurang lebih dua bulan. Setelah menerima email dari kedutaan bahwa visa saya telah disetujui, saya membeli tiket dari Indonesia ke Jerman untuk bulan berikutnya. Total proses dari melamar program FSJ/BFD hingga saya tiba di Jerman memakan waktu kurang lebih empat bulan.
Saya merupakan salah satu dari orang yang beruntung dengan proses yang relatif cepat. Salah satu teman saya yang juga mendaftar program ini baru bisa berangkat setelah satu tahun. Jadi, jangan bandingkan prosesmu dengan orang lain, tetap tekun, sabar, dan jangan menyerah.
Pengalaman Peserta FSJ/BFD B
Awal mula mengetahui program ini adalah ketika menyadari bahwa sisa kontrak untuk program terdahulu (Au Pair) akan segera berakhir. Sementara itu, untuk melanjutkan ke jenjang program yang lebih tinggi (Ausbildung/Studi), diperlukan kemampuan bahasa yang cukup mumpuni, yaitu sekitar level B2/C1. Saya merasa belum mencapai kapasitas tersebut. Oleh karena itu, ketika mendengar tentang program yang menawarkan kesempatan untuk berkontribusi dalam bidang sosial dan didukung dengan kegiatan-kegiatan yang akan membantu meningkatkan kemampuan bahasa Jerman, saya sangat tertarik. Program ini juga berfungsi sebagai tahap dasar untuk membantu mendapatkan gambaran tentang kehidupan dan budaya kerja di Jerman.
Untuk persiapan, saya mulai mencoba menulis Lebenslauf (CV) dan Motivation Brief (Surat Motivasi) serta menyiapkan dokumen yang diperlukan lainnya seperti ijazah, foto, dan izin tinggal sejak tiga sampai empat bulan sebelum masa kontrak Au Pair saya berakhir. Perlu diingat, Jerman memiliki aturan tidak tertulis terkait waktu. Kebetulan, persiapan saya bisa dibilang cukup mepet untuk mendapatkan kontrak BFD. Biasanya, banyak tempat (Stelle) membuka lowongan pada bulan-bulan tertentu. Bulan ideal untuk mendaftar BFD adalah sebelum bulan Agustus/September dan Mei/Juni. Perlu juga diperhatikan untuk mendaftar jauh-jauh hari, minimal lima hingga enam bulan sebelum masa kontrak BFD dimulai, mengingat banyak dokumen yang perlu diurus sebelum penempatan.
Sejauh ini, saya merasa sangat nyaman dengan program ini. Kami memiliki jam kerja yang baik (40 jam/minggu) dan kemampuan bahasa saya meningkat lebih baik selama program ini dibandingkan saat menjadi Au Pair. Saat bekerja, saya benar-benar dipaksa untuk berbahasa Jerman secara formal, baik dan benar oleh kolega Jerman. Ketika menjadi Au Pair, semua kesalahan dapat ditoleransi oleh Gastfamilie. BFD adalah program yang tepat sebelum mendaftar studi di Jerman. Kegiatan sehari-harinya tidak banyak, namun karena bekerja di rumah penyandang disabilitas, saya memiliki Spätdienst (shift malam) dan bekerja pada hari libur. Jadi, kadang saya memiliki libur di hari biasa. Selama hampir satu bulan menjalani BFD, saya merasa nyaman. Karena Stelle BFD saya masih di sekitar tempat tinggal Gastfamilie, terkadang saat libur saya bisa babysitting di rumah Gastfamilie dan mendapatkan uang tambahan.